Pelajaran di Balik Isra' Mi'raj



 “Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari masjidil haram ke masjidil aqsa yang telah kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan padanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al-Isra: 1)

Peristiwa Isra Miraj merupakan fenomena keagungan Allah subhanahu wa ta'ala yang tiada tara. Karena peristiwa tersebut, sangat menampakkan kebesaran Allah sebagai zat yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sebuah perjalanan agung yang Allah dokumentasikan di dalam Alquran, dan bisa kita baca penjelasannya di dalam riwayat hadits-hadits shahih.



Adapun hikmah yang dapat kita petik dari perjalanan Isra Mi’raj rasul sholallahu'alaihiwasallam adalah;

1. Turunnya mukjizat sekaligus syariat

Tidak bisa kita bayangkan betapa Allah 'azza wa jalla membuat fenomena Isra’ Mi’raj ini sedemikian hebatnya. Peristiwa buraq yang dapat melesat dengan sangat cepat, pertemuan rasul dengan malaikat Jibril, bahkan pertemuan rasul dengan Allah 'azza wa jalla di Sidratul Muntaha; membuat kita semakin mempercayai mukjizat para nabi yang Allah titipkan kepada mereka. Khususnya rasulullah sholallahu'alaihiwasallam.


Adapun fenomena turunnya syariat, dapat kita lihat saat Allah memerintahkan shalat dilakukan sebanyak 5 kali sehari semalam. Dan hal itu sangat kita rasakan sekali manfaatnya di kehidupan saat ini, di mana manusia saat ini dengan segala perkembangan yang ada, masih banyak yang lalai mengerjakan shalat. Padahal sudah dipotong menjadi 5 kali, bayangkan jika Allah masih memberlakukan shalat 50 kali sehari semalam. Sehingga kitapun menyadari, bahwa Allah swt lebih memahami keterbatasan semua makhluknya. Sehingga kewajiban yang Allah berlakukan, pasti masih dalam batas kesanggupan umat manusia.



2. Pengembaraan iman
Pengembaraan iman dapat nampak dari pertemuan rasul dengan malaikat, nabi-nabi, dan Allah swt. Karena fenomena pertemuan-pertemuan yang ada pada perjalanan rasul di Isra Mi’raj, sangat meneguhkan keimanan. Belum lagi pendokumentasian kisah Isra Mi’raj ini sangat jelas disebutkan secara redaksional di dalam Alquran. Sehingga fase-fase yang terjadi pada perjalanan Isra Mi’raj banyak yang menjelaskan mengenai peneguhan Iman. Bahwa keimanan kepada Allah, malaikat, rasul, dan kitab suci itu mutlak adanya.


  1. 3. Penyucian Jiwa

Penyucian jiwa dapat kita lihat saat malaikat Jibril mensucikan jiwa rasul, yang terjadi pada awal perjalanan Isra berlangsung. Dan malaikat Jibril pun tidak hanya menyucikan, tetapi juga menambahkan iman dan hikmah ke dalam dada rasul saw. Sehingga keimanan seorang rasul pun lebih menghujam. Adapun penjelasan sederhana mengenai penyucian jiwa, memiliki keterkaitan dengan hakikat penambahan ilmu dan Iman yang rasul alami. Dan hal ini juga berlaku untuk seluruh manusia. Bahwa pada akhirnya, iman dan ilmu itu akan lebih mudah meresap kepada manusia yang memiliki jiwa yang suci.


Begitulah pesan spititual dari peristiwa Isra Mi’raj. Secara hakikat, jelaslah bahwa peristiwa ini merupakan mukjizat nabi, sekaligus momentum penurunan syariat. Adapun secara maknawi, pesan yang disampaikan ialah pengembaraan iman dan penyucian jiwa. Terlebih lagi Isra Mi’raj yang terjadi pada akhir bulan rajab (27 Rajab), dapat menjadi modal spiritual bagi seluruh umat muslim, sebelum menghadapi bulan suci Ramadhan. Karena apalah arti perjalanan rasul, tanpa sebuah pentadabburan yang mendalam. Apapula arti pentadabburan mendalam, tanpa pemahaman yang bertambah. Dan yang terpenting, apalah arti pemahaman yang bertambah, tanpa penambahan iman dan implementasi amal yang nyata.


Sumber: Al-Qur'an dan dakwatuna.com



Komentar

Postingan Populer