Bersama Puisi

         



       Beruang, Nasi dan Madu

Beruang itu bukanlah aku
Dan aku bukanlah beruang
Madu adalah milik beruang madu
Nasi adalah milikku
       Aku sama sekali tak mengenal beruang itu
       Bagiku tak ada yang menarik darinya
       Semuanya tampak begitu abstrak bagiku
       Sampai ketika aku melihatnya
Ia bisa melindungi pasangan dan anaknya
Ia bisa dekat dengan keluarganya
Ia pun menangis ketika merasa sakit
     Terlintas dalam pikiranku
     Bahwa dia tidak abstrak melainkan unik
     Sekali lagi aku bukanlah beruang
     Tapi aku ingin seperti beruang karena unik
Aku ingin jadi pelindungmu
Aku ingin dekat denganmu
Aku ingin menjadi unik bagimu dibandingkan pria lain
Karena aku menangis bila telah menyakitimu
Aku selalu merindukanmu
Seperti beruang merindukan madunya

       Ingatkah?
GP
Mengingat mati terkadang membuatku takut, cemas..
Sesungguhnya mati adalah janji yang ditepati
Tapi mengapa kita tak pernah peduli
Kita lebih memilih dunia yang hina ini

Dalam do’a kita meminta surga
Tapi pandangan ini akan dunia tak terarah
Masih mencari dunia yang belum terjamah
Sehingga lupa keinginan kita meraih berkah dan jannah

Bila aku mati
Biarlah jiwaku tenang berlalu
Dalam dekapan hangat sayap malaikat
Merengguk anggur kebebasan yang tak nyata
Di antara setumpuk timbangan perbuatanku..


Komentar

Postingan Populer