Hari Pertamaku

*mohon komentar/sarannya, kawaaan :D terima kasih

Menghitung hari. Itulah yang aku lakukan di libur akhir semester. Sama halnya dengan teman-teman yang sibuk mendaftarkan diri ke SMA favorit masing-masing. Aku sibuk mengemas barang-barang. Betapa tidak, aku akan bersekolah di SMA Sugar Group, sekolah yang berada di pulau seberang. Aku pikir semua sudah siap. Saatnya berangkat. Ayah, bunda, Oca, Nia, Raisa serta om Syaf yang mengantarkanku ke sana. Seharian penuh kami habiskan waktu di mobil selama perjalanan. Pertanyaan yang aku lontarkan pada ayah rasanya tidak memuaskan hati. Selalu saja beliau berkata,”Sebentar lagi sampai kok, Kak.”. Mengerutlah dahiku.

Tak lama setelah itu aku melihat portal. Biar kutebak. Ya, benar sekali. Aku telah tiba di portal Sugar Group Companies. Kusaksikan hamparan tebu di kiri-kanan mobilku. Beberapa kilometer tebu kami lalui. Terlihat jelas perumahan warga, masjid, dan inilah yang aku tunggu-tunggu, SMA Sugar Group. Hatiku senang bagai memenangkan suatu kompetisi besar. Ayah dihubungi oleh pak Max, kepala asrama (dikenal SQ) via telepon agar kami beristirahat di blog G. Menjelang sore, bertemulah kami dengan beliau. Pak Max mengajak kami berkeliling daerah ini, Gula Putih Mataram. Sebelum itu, aku harus menjajahi sekolah idolaku. Dapatkah kalian membayangkan bagaimana ekspresi wajahku saat memasuki sekolah. Kagum, kagum, dan kagum yang terucap dari bibirku. Khayalanku telah pergi entah kemana, hampir saja aku mengikuti omku yang ingin buang air kecil. Astaghfirullahal’adzim.

Setelah mendapat kepastian dari pihak sekolah melalui pak Max, aku akan memulai masa SMA di hari Rabu. Mau tidak mau, keluargaku harus pulang ke Bogor sebelum hari Senin. Minggu siang, kutemukan mereka telah siap untuk pulang. Aku hanya meyakinkan hati bahwa hidup mandiri itu baik untuk masa depanku kelak. Saatnya berpisah dengan mereka. Beberapa menit, ayah menitipkan sebuah amanah yang begitu penting bagiku. Dilanjutkan oleh bunda. Aku melihat tatapan seorang ibu yang sama sekali belum rela melepaskan anaknya. Kuciumi kedua pipinya. Di situlah air mata beliau mengalir derasnya. Aku tak kuasa melihatnya, air mataku pun menetes perlahan-lahan. Aku tidak boleh terlihat lemah di depan mereka. Kuberikan pelukan hangat nan erat untuknya. Lalu kutinggalkan mereka ke kamar asramaku. Aku mengintip kepergian mereka dengan menggeser sedikit gordyn di kamarku. Ternyata air mataku semakin deras. Kujatuhkan badan yang masih bergetar ini ke atas kasur.

“Nada...”, suara itu berasal dari kamar sebelah. Mereka pasti teman satu sekolah ku nanti.

“Iya.”, ku jawab singkat karena tak ingin ketahuan nangis di depan mereka. Mereka ialah teman pertamaku, Silvy, Sagita dan Firda.

“Ke sini yuu, ngumpul bareng.”, ajak Silvy dan Sagita kompak.

“Hem, iya.”, jawabku singkat.

“Kamu nangis ya?”, mereka bertanya lagi.

Mereka bertanya seperti itu membuatku malu untuk membiarkan air mata ini terus mengalir. Singkat cerita, ternyata mereka pindahan dari Jakarta. Menit demi menit, jam demi jam berlalu tanpa terasa. Hari-hari kami habiskan dengan mencurahkn isi hati serta perkenalan diri. Segeralah kami tidur.

Hari ini merupakan hari pertamaku. Sejuta rasa bercampur dalam hatiku. Senang, gugup dan tentunya penasaran. Masa Orientasi Siswa di sini dikenal dengan ‘Induction Day’. Bagiku, awal tahun ajaran baru kali ini benar-benar dipenuhi air mata. Aku memang manusia yang terlalu lemah saat diuji mentalnya. Apalagi saat MOS di sini. Ingin sekali berada dalam dekapan hangat bunda. Lagi, air mata ku menetes begitu saja. Dan teman-teman di sekitarku terus menghibur.

Komentar

Postingan Populer